Kerugian Bahan Bakar Fosil

Bahan bakar fosil atau bahan bakar mineral, adalah sumber daya alam yang mengandung hidrokarbon seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Penggunaan bahan bakar fosil ini telah menggerakan pengembangan industri dan menggantikan kincir angin, tenaga air, dan juga pembakaran kayu atau peat untuk panas.

Ketika menghasilkan listrik, energi dari pembakaran bahan bakar fosil seringkali digunakan untuk menggerakkan turbin. Generator tua seringkali menggunakan uap yang dihasilkan dari pembakaran untuk memutar turbin, tetapi di pembangkit listrik baru gas dari pembakaran digunakan untuk memutar turbin gas secara langsung.

Pembakaran bahan bakar fosil oleh manusia merupakan sumber utama dari karbon dioksida yang merupakan salah satu gas rumah kaca yang dipercayai menyebabkan pemanasan global. Sejumlah kecil bahan bakar hidrokarbon adalah bahan bakar bio yang diperoleh dari karbon dioksida di atmosfer dan oleh karena itu tidak menambah karbon dioksida di udara.

Ada beberapa dampak negatif atau kerugian yang diakibatkan oleh penggunaan bakar fosil, yaitu:

  1. membentuk asap kabut (asbut)
  2. menyebabkan iritasi mata
  3. gangguan pernapasan
  4. Pembakaran bahan bakar fosil melepaskan karbon dioksida, nitrogen monoksida, nitrogen dioksida, sulfur dioksida, karbon monoksida dan lain-lain yang memiliki konsekuensi parah pada habitat. Mereka juga mempengaruhi kesehatan manusia.
  5. Menyebabkan pencemaran udara (hujan asam, smog dan pemanasan global)
  6. Dampak Terhadap Perairan
  7. Dampak penggunaan energi terhadap tanah dapat diketahui, misalnya dari pertambangan batu bara. Masalah yang berkaitan dengan lapisan tanah muncul terutama dalam pertambangan terbuka (Open Pit Mining). Pertambangan ini memerlukan lahan yang sangat luas.