Keutamaan tidak berlebihan dalam urusan makan

Nabi Muhammad saw menganjurkan kepada umatnya agar menyedikitkan makan, “Cukuplah bagi anak Adam memakan sesuatu yang dapat menegakkan tulang punggungnya.”

Sementara dalam dua kitab Shahih, Rasulullah saw bersabda, “Seorang mukmin makan dengan satu perut, sementara orang kafir makan dengan tujuh perut.” Artinya adalah orang mukmin makan disertai dengan etika dan ketentuan syarat, sehingga hanya makan dengan satu pertut, berbeda dengan orang kafir yang makan untuk memenuhi dorongan syahwatnya.

Nabi saw juga menganjurkan kepada umatnya agar mengurangi makan dan merasa cukup dengan sedikit makanan sehingga ia bisa memberikan kelebihan makanannya kepada orang yang membutuhkan. Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi Muhammad saw bersabda, “Makanan satu orang cukup untuk dua orang, makanan dua orang cukup untuk tiga orang, dan makanan tiga orang cukup untuk empat orang.”

Bagian perut itu hendaklah sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk udara Jadi, pola konsumsi terbaik yang seharusnya dilakukan oleh setiap mukmin adalah sepertiga bagian perutnya untuk makanan, sepertiganya untuk minuman, dan sepertiganya lagi untuk sirkulasi udara. Terlalu banyak minum akan menimbulkan rasa kantuk dan merusak makanan yang sudah ada dalam sistem pencernaan.

Dan diriwayatkan dari Abu Burzah bahwa Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya apa yang paling kutakutkan pada diri kalian adalah syahwat berlebihan dalam urusan perut dan kemaluan serta hawa nafsu yang menyesatkan.”

Para ulama dan para salaf shaleh terdahulu juga mengikuti teladan junjungan Nabi Muhammad saw. Mereka membiasakan diri tidak berlebihan dalam urusan makan. Sebuah riwayat menuturkan bahwa Hasan al Bashri berkata, “Hai anak Adam, makanlah untuk memenuhi sebagian kecil perutmu. Isilah sepertiganya dengan minuman, dan sisakanlah sepertiganya untuk bernafas sehingga kau dapat berfikir dengan baik.”

Updated: 01/12/2023 — 01:39