Mengapa hewan ruminansia memiliki 4 lambung?

Mengapa hewan ruminansia memiliki 4 lambung?

Hewan mempunyai 4 aktivitas makanan, yaitu : prehensi (mengambil makanan), mastikasi (mengunyah), salivasi (mensekresikan air ludah), dan deglutisi (menelan). Dalam hal ini deglutisi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : peristaltik (peristaltik esophagus mendorong bolus ke arah lambung), tekanan buccopharyngeal (mendorong bolus ke sofagus), dan gravitasi (membantu memudahkan jalannya bolus).

Lambung sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4 dari isi rongga perut. Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan dimamah kembali (ruminansi) Selain itu, pada lambung juga terjadi proses pembusukan dan peragian. Lambung ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasum 7-8%. Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada saat otot sfinkter berkontraksi.

Makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang tertelan. Di rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan jenis protozoa tertentu. Dari rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum dan di tempat ini makanan akan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar (disebut bolus). Bolus akan dimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah kedua kali. Dari mulut makanan akan ditelan kembali untuk diteruskan ke omasum. Pada omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus. Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang sebenarnya dan di tempat ini masih terjadi proses pencernaan bolus secara kimiawi oleh enzim.

Pencernaan pada ruminansia terjadi didalam mulut dengan proses mastikasi, kemudian makanan ditelan kedalam lambung (rumen, reticulum, omasum, dan abomasum). Didalam rumen terjadi fermentasi oleh mikroba secra intensif. Mikroba pada rumen terdapat bakteri (anaerob-patogen, misalnya : streptofokus, laktobasilus, bukinvibrio, bakterioides ruminikola). Selain bakteri juga terdapta protozoa (siliata entodinium, diplodinium, epidinium dan aphry colex dan flagelata).

Bahan makanan seperti amilum, rumput, gula, urea, dan lemak difermentasi oleh mikroba menjadi VFA dan gas (CH4, CO2, NH3, H25) lalu diserap oleh tubuh. VFA (volatile fatty alid) adalah asam lemak yang mudah menguap (asam asetat = 60-70%; asam butirat = 10-15%; asam propionate = 15-20%). Pada rumput tinggi = asam asetat meningkat dan propionate menurun, pada gula dan karbohidrat = asam asetat menurun dan propionate meningkat, pada tetes (molasses) = asam asetat menurun dan butirat meningkat. Kecepatan fermentasi pada gula halus, pada karbohidrat lobus dan muda pada selulosa tua.

HCl dari abomasum masuk ke rumen, mikroba yang masuk mati (protein sebagai sumber protein hewan). Dirumen makanan sebagai sumber protein mikroba akan berubah menjadi vitamin B komplek dengan bantuan Mo dan Co. Berbeda dengan protein, lemak makanan di dalam rumen diubah menjadi asam-asam lemak atau gliserol dengan bantuan hidrolisis mikroba, kemudian diubah menjadi asam propionat dengan difermentasi, lalu sisa lemaknya masuk kedalam usus.

Selulase yang dihasilkan oleh mikroba (bakteri dan protozoa) akan merombak selulosa menjadi asam lemak. Akan tetapi, bakteri tidak tahan hidup di abomasum karena pH yang sangat rendah, akibatnya bakteri ini akan mati, namun dapat dicernakan untuk menjadi sumber protein bagi hewan pemamah biak. Dengan demikian, hewan ini tidak memerlukan asam amino esensial seperti pada manusia.

Hewan seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung seperti pada sapi untuk fermentasi seluIosa. Proses fermentasi atau pembusukan yang dilaksanakan oleh bakteri terjadi pada sekum yang banyak mengandung bakteri.

Sapi adalah hewan ruminansia atau hewan memamah biak yang memiliki empat bagian lambung pada perut. Kompartemen atau bagian ini disebut rumen, retikulum, omasum dan abomasum. Setiap kompartemen memiliki tugas khusus tersendiri dalam proses pencernaan.

1. Rumen

Rumen adalah bagian terbesar dari perut sapi, dengan kapasitas hingga 50 galon makanan yang dicerna pada waktu tertentu. Rumen ini mengandung enzim yang memulai proses pencernaan, memecah makanan keras dan selulosa. Enzim ini memungkinkan sapi mencerna rumput dan tanaman lainnya dengan baik.

Makanan bisa menghabiskan 15 sampai 48 jam dari masuk hingga keluar dari rumen yang dikunyah, ditelan, dimuntahkan kembali dan ditelan lagi dan lagi sebelum makanan beralih ke bagian kedua dari perut, retikulum.

2. Retikulum

Retikulum menangkap apa pun yang seharusnya tidak dimakan sapi, seperti potongan batang, bebatuan dan kerikil. Retikulum juga melembutkan rumput yang telah dimakan dan membentuk gumpalan kecil.

3. Omasum

Omasum memiliki banyak lipatan untuk menyaring makanan, memeras air dan selanjutnya memecah makanan yang dicerna sebagian untuk kembali dari perut ke mulut untuk dikunyah lebih lanjut. Proses pengunyahan ulang ini disebut regurgitasi.

4. Abomasum

Abomasum melengkapi proses pencernaan. Ini menyalurkan nutrisi penting agar diserap oleh aliran darah dan mengirim sisanya menuju ke usus dua belas jari (duodenum). Sisa ini disebut dengan kim atau chyme.

Updated: 27/03/2024 — 11:05