Ini Dia Pengertian, Sifat dan Penggunaan Etana Dalam Kehidupan

Etana adalah sebuah senyawa kimia dengan rumus kimia C2H6. Senyawa ini merupakan alkana dengan dua karbon, dan merupakan hidrokarbon alifatik. Dalam temperatur dan tekanan standar, etana merupakan gas yang tak berwarna dan tak berbau. Dalam industri etana dihasilkan dengan cara diisolasi dari gas alam, dan sebagai hasil samping dari penyulingan minyak. Penggunaan utamanya adalah sebagai bahan baku produksi etilena.

Senyawa terkait dapat dibentuk dengan mengganti atom hidrogen dengan gugus fungsional lainnya; moietas etana disebut gugus etil. Misalnya, gugus etil yang berikatan dengan gugus hidroksil menghasilkan etanol, alkohol dalam minuman.

Sifat etana

Pada suhu dan tekanan standar, etana adalah gas tak berwarna dan tidak berbau. Ia memiliki titik didih −885 °C (−1.561 °F; −612 K) dan titik lebur −1.828 °C (−3.258 °F; −1.555 K). Etana padat ada dalam beberapa modifikasi. Pada pendinginan di bawah tekanan normal, modifikasi pertama yang muncul adalah kristal plastik, yang membentuk sistem kristal kubik. Dalam bentuk ini, posisi atom hidrogen tidak tetap; molekul dapat berputar bebas di sekitar sumbu panjang. Mendinginkan etana ini di bawah kira-kira 899 K (626 °C; 1.159 °F) mengubahnya menjadi etana II yang berupa monoklinik dan bersifat metastabil. Etana hanya sangat sedikit larut dalam air.

Kegunaan etana

Kegunaan utama etana adalah sebagai bahan baku untuk produksi etena (etilena) (C2H4) melalui perengkahan kukus (steam cracking). Bila diencerkan dengan kukus dan dipanaskan sebentar hingga suhu yang sangat tinggi (900 °C atau lebih), hidrokarbon berat terurai menjadi hidrokarbon yang lebih ringan, dan hidrokarbon jenuh menjadi tidak jenuh. Etana merupakan bahan yang baik dalam produksi etilena karena hasil reaksi perengkahan kukus etana menghasilkan persentase etilena yang cukup banyak, sedangkan reaksi hidrokarbon lain yang lebih berat menghasilkan produk berupa campuran yang memiliki sedikit etilena, dan lebih banyak mengandung alkena yang lebih berat (olefin) seperti propena (propilena) dan butadiena, serta hidrokarbon aromatik.

Secara eksperimental, etana sedang diteliti sebagai bahan baku untuk bahan kimia komoditas lainnya. Klorinasi oksidatif etana telah lama muncul menjadi cara pembuatan vinil klorida yang lebih ekonomis daripada klorinasi etena. Banyak proses untuk menghasilkan reaksi ini yang telah dipatenkan, tapi selektivitasnya terhadap vinil klorida yang rendah dan kondisi reaksi yang korosif (khususnya, reaksi yang menggunakan campuran yang mengandung asam klorida pada suhu lebih dari 500 °C) telah memperkecil potensi komersialisasi sebagian besar reaksi tersebut. Saat ini, INEOS mengoperasikan pilot plant yang mengkonversi 1000 ton tahun etana menjadi vinil klorida di Wilhelmshaven, Jerman.

Demikian pula, perusahaan Arab Saudi, SABIC, telah mengumumkan pembangunan pabrik untuk menghasilkan asam asetat 30.000 ton per tahun dengan cara oksidasi etana di Yanbu. Kelayakan ekonomi dari proses ini bergantung pada rendahnya biaya etana dekat ladang minyak Saudi, dan mungkin tidak kompetitif dengan karbonilasi metanol di tempat lain di dunia.

Etana dapat digunakan sebagai zat pendingin dalam sistem pendinginan kriogenik. Pada skala yang jauh lebih kecil, dalam penelitian ilmiah, etana cair digunakan untuk sampel memvitrifikasi air untuk mikroskopi elektron (mikroskop cryo-elektron). Sebuah lapisan tipis air, dengan cepat terbenam dalam etana cair pada suhu -150 °C atau lebih dingin, membeku terlalu cepat agar air bisa mengkristal. Dengan metode pembekuan yang lebih lambat, kristal es dapat mengganggu struktur lunak, sehingga merusak sampel.