Impedansi listrik, atau lebih sering disebut impedansi, menjelaskan ukuran penolakan terhadap arus bolak-balik sinusoid. Impedansi listrik memperluas konsep resistansi listrik ke sirkuit AC, menjelaskan tidak hanya amplitudo relatif dari tegangan dan arus, tetapi juga fase relatif.
Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya.
Bedanya impedansi dengan resistansi
Dalam hambatan telah terdapat istilahnya sendiri yaitu: Hambatan = Resistensi (R) sedangkan Impedansi memiliki lambangkan Z. Namun keduanya memiliki ‘satuan’ yang sama yaitu OHM.
Impedansi ternyata bukan hanya semata-mata hambatan. Dia adalah gabungan dari hasil reaksi hambatan (R, resistensi) dan kapasitas elektron (C, capacitance). Maka, dalam bahasa di literatur elektronika Indonesia lama, impedansi ini pernah coba di-Indonesianisasi sebagai REAKTANSI. Mungkin hendak menunjukkan impedansi sebagai hasil reaksi hambatan dan kapasitansi secara bersamaan.
Ambil contoh speaker. bagaimana mengukur impedansi speaker? Dengan alat pengukur hambatan atau OHM-meter? Dijamin salah! Karena 8 ohm pada sebuah speaker tersebut bukanlah hambatan sebesar 8 ohm. Tetapi impedansi sebesar 8 ohm. Jadi satuannya sama, tapi merujuk kepada hal yang berbeda.
Impedansi bisa dilihat sebagai reaksi, dengan contoh jika menghubungkan sebuah pre amp ke amplifier. Sampai volume mentok, suaranya tetapi pelan, ini bisa terjadi karena suara tertahan (terhambat, R) akibat impedansi yang tidak sesuai. Bisa juga, akibat impedansi tidak sesuai, suara menjadi muddy atau mendem. Ini berarti lebih berhubungan ke persoalan frekuensi suara, dan frekuensi suara dekat sekali hubungannya dengan kapasitor dan kapasitansi.
Tapi dalam impedansi keduanya tidak pernah bekerja sendiri, selalu bersamaan. Suara yang pelan atau tertahan, akan diiringi dengan tone frekuensi yang aneh. Begitupun sebaliknya. Ini juga ada hubungannya dengan Low Impedance dan High Impedance, juga bisa dipahami dengan lebih mudah sebagai beban. Hal ini sering terjadi pada subwoofer dan amplifier. Jika dapat diilustrasikan seorang diititipkan Jeruk 4 kg untuk dibawa, Kuatkah? Tentu saja. Tetapi untuk seorang anak kecil yang hanya sanggup mengangkat 2 kg, itu pun ngos-ngosan, akan kesulitan membawa jeruk tersebut.