Perbedaan Logam dan nonlogam

Unsur logam dan unsur nonlogam sangat sering digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari, hal ini dikarenakan kedua unsur tersebut manfaatnya sangat besar sekali. diantara kedua unsur itu (logam dan nonlogam), terdapat beberapa perbedaan yang mendasar. Dan uraian di bawah ini menjelaskan hal tersebut, setelah sebelumnya terlebih dahulu dijelaskan pengertian logam dan nonlogam.

Pengertian logam

Logam adalah material (sebuah unsur, senyawa, atau paduan) yang biasanya keras tak tembus cahaya, berkilau, dan memiliki konduktivitas listrik dan termal yang baik. Logam umumnya liat—yaitu dapat ditempa atau ditekan permanen hingga berubah bentuk tanpa patah atau retak—dan juga fusibel (bisa dilelehkan) dan ulet (dapat ditarik hingga membentuk kawat halus). Sekitar 91 dari 118 unsur dalam tabel periodik adalah logam, sisanya adalah nonlogam atau metaloid. Beberapa unsur menunjukkan sifat baik logam dan nonlogam sekaligus.

Astrofisikawan menggunakan istilah “metal” untuk menjelaskan secara kolektif seluruh unsur selain hidrogen dan helium, dua unsur paling sederhana, dalam suatu bintang. Bintang memfusi atom-atom yang lebih kecil, sebagian besar hidrogen dan helium, untuk membuat atom yang lebih besar selama masa hidupnya. Dalam pengertian itu, metalisitas suatu objek adalah proporsi dari materi yang menyusun seluruh unsur kimia yang lebih berat, tidak hanya logam-logam tradisional.

Sifat fisika logam

Logam secara umum memiliki konduktivitas listrik tinggi, konduktivitas termal tinggi, dan densitas yang tinggi pula. Umumnya mereka lentur dan liat, berubah bentuk di bawah tekanan tanpa terbelah. Dalam hal sifat optiknya, logam mengkilat dan berkilau. Lembaran logam dengan ketebalan di bawah beberapa mikrometer terlihat opak, tetapi kertas emas meneruskan sinar hijau.

Meskipun sebagian besar logam memiliki densitas yang lebih tinggi daripada kebanyakan nonlogam, terdapat rentang variasi yang lebar dalam hal densitas mereka. Litium adalah unsur padat yang paling rendah densitasnya, sementara osmium adalah yang paling tinggi. Logam alkali dan alkali tanah pada golongan 1 dan 2 dirujuk sebagai logam ringan karena mereka memiliki densitas rendah, kekerasan rendah, dan titik lebur yang rendah pula.

Tingginya densitas sebagian besar logam karena ketatnya kisi kristal struktur logam mereka. Kekuatan ikatan logam untuk logam yang berbeda mencapai maksimum di sekitar pusat deret logam transisi, karena unsur-unsur tersebut memiliki sejumlah besar elektron terdelokalisasi dalam ikatan logam jenis ikatan ketat. Namun, faktor lain (seperti jari-jari atom, muatan inti, jumlah orbital ikatan, tumpangsuh energi orbital dan bentuk kristal) juga terlibat

Pengertian nonlogam

Nonlogam adalah kelompok unsur kimia yang bersifat elektronegatif, yaitu lebih mudah menarik elektron valensi dari atom lain daripada melepaskannya. Yang termasuk dalam nonlogam adalah halogen, gas mulia, dan 7 unsur berikut: hidrogen (H), karbon (C), nitrogen (N), oksigen (O), fosfor (P), belerang (S), dan selenium (Se).

Sebagian besar nonlogam ditemukan pada bagian atas tabel periodik, kecuali hidrogen yang terletak pada bagian kiri atas bersama logam alkali. Tidak seperti logam yang merupakan konduktor listrik, nonlogam biasanya bersifat insulator atau semikonduktor. Nonlogam dapat membentuk ikatan ion dengan menarik elektron dari logam, atau ikatan kovalen dengan nonlogam lainnya. Oksida nonlogam bersifat asam.

Walaupun hanya terdiri dari 12 unsur, dibandingkan dengan lebih dari 80 lebih jenis logam, nonlogam merupakan penyusun sebagian besar isi bumi, terutama lapisan luarnya. Makhluk hidup tersusun hampir semuanya dari nonlogam. Banyak nonlogam yang berbentuk diatomik (hidrogen, nitrogen, oksigen, fluor, klor, brom, dan yodium), sedangkan sisanya adalah poliatomik.

Bedanya logam dengan nonlogam

  1. Dari segi tampilan: Logam tampak mengkilat, misalnya warna besi, emas, perak serta campuran seperti stainless dan tembaga yang mengkilat memantulkan cahaya. Sedangkan non logam tidak memiliki tampilan yang mengkilat seperti ini.
  2. Dari segi konduktifitas: Logam adalah penghantar listrik, sehingga logam digunakan untuk aplikasi seperti kabel listrik dan sirkuit listrik. Sementara itu nonlogam umumnya tidak menghantar listrik, sehingga digunakan untuk insulasi atau pelapis agar arus listrik tidak menyengat, misalnya plasting pelapis kabel.
  3. Dari segi kepadatan: Logam memiliki kepadatan tinggi, dengan massa jenis besar. Misalnya emas dan timbal yang sangat berat. Sementara itu non logam lebih ringan massa jenisnya.
  4. Dari segi senyawa oksida: Logam menghasilkan senyawa oksida basa, misalnya Sodium Hidroksida (NaOH). Kebasaan ini terutama paling kuat pada senyawa yang tersusun dari logam alkali. Sedangkan oksida dari nonlogam menghasilkan senyawa oksida asam, misalnya asam sulfat (H2SO4).
  5. Dari segi kelenturan atau maleabilitas: Logam bersifat lentur dan dapat ditempa ketika dipanaskan. Sedangkan nonlogam tidak bisa ditempa dan akan patah atau retak bila dicoba ditempa.
  6. Dari segi titik didih dan titik beku: Logam memiliki titik beku dan titik didih tinggi, sehingga umumnya bersifat padat pada suhu ruangan. Hanya ada satu logam yang tidak padat pada suhu ruang, yaitu merkuri atau raksa (Hg). Sedangkan non logam bervariasi, ada yang padat dan ada yang cair ataupun gas.