Orang yang melakukan iktikaf akan dapat mengokohkan hatinya dalam hubungan kepada Allah, menghimpun seluruh kesadarannya untuk mengingat Allah, mengosongkan hatinya hanya untuk Allah, dan menyepi dari segala kesibukan serta urusan makhluk sehingga seluruh dirinya hanya disibukkan untuk Allah. orang yang beriktikaf akan terus berupaya mengingat Allah, menghadapkan seluruh diri kepada-Nya, dan memenuhi hatinya dengan cinta kepada-Nya.
Ia juga akan terus mencari dan memikirkan cara-cara untuk mendapat ridha Allah sehingga ia lebih suka bermanja-manja dengan Allah daripada dengan makhluk. Dengan demikian, ia merasa tenang jika kelak dimatikan oleh Allah dan berada sendirian di dalam kubur. Kedekatannya kepada Allah membuatnya yakin bahwa Allah akan menemaninya senantiasa bik di dunia, di dalam kubur, dan kelak di akhirat. Tidak ada lagi yang membuatnya senang dan bahagia kecuali berada dekat di sisi Allah. Inilah tujuan utama dan hikmah iktikaf.
Iktikaf yang ideal harus dapat mentransformasikan jiwa manusia menuju tingkatan yang lebih baik dan sempurna, seperti yang dicontohkan oleh para salaf saleh. Iktikaf yang baik ditandai dengan mengalirnya air mata ketika jiwa diliputi kekhusyukan dan ketawadhuan di hadapan Allah Yang Maha Kuasa. Ketika beriktikaf, semsetinya kita merendahkan diri dan menyadari kelemahan serta kehinaan diri kita sebagai makhluk Allah. dengan begitu, kita akan terus berusaha agar tidak menyia-nyiakan kehidupan di dunia yang terbatas ini dalam perbuatan dan perilaku sia-sia yang mengakibatkan kita tidak dapat bergabung ke dalam golongan orang yang saleh dan mendapat kemenangan di akhirat.
Iktikaf yang baik akan mewujudkan pemahaman yang sempurna tentang pendidikan dan pelatihan jiwa yang saleh dan dekat kepada Allah.