Tujuan utama tawaf dan Hikmah tawaf

Al Allamah Khalil al Maliki mengatakan bahwa sebelum memasuki Mekah, disyariatkan agar kita mandi terlebih dahulu sebagai simbol penyucian hati dari segala sesuatu yang mengotori dan merusak sejak waktu ihram hingga waktu memasuki tanah haram. Kita tidak boleh memasukinya kecuali setelah menyucikan diri dari segala kotoran dan noda.

Juga disyariatkan tawaf qudum untuk menghormati Ka’bah dan pemiliknya, karena setiap tamu harus memperkenalkan dirinya saat tiba dan menghaturkan apa yang layak ia haturkan kepada tuan rumah.

Tawaf qudum dilakukan sebanyak 7 kali putarn, karena ada tujuh pintu jahanam. Setiap putaran tawaf menutup sayu pintu jahanam. Setelah mendirikan tawaf, niscaya kita diliputi perasaan semakin taat dan semakin dekat kepada Allah, karena posisi paling dekat kepada Allah adalah sujud.

Diriwayatkan dalam Sunan Abu daud dan al tirmidzi dari Aisyah r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya tawaf di Baitullah, sai antara Shafa dan Marwa, dan melempar jumrah merupakan ibadah yang dilakukan untuk mengingat Allah.”

Tujuan semua ibadah itu adalah untuk mengingat Allah. Sebab, untuk tujuan itu pulalah Rumah itu dibangun dan dikhususkan untuk ibadah. Tidak ada tempat lainnya di seluruh bumi ini yang mendapat kemuliaan seperti itu. Ibadah untuk menghormati tempat itu adalah tawaf sebanyak tujuh putaran dengan menghadirkan seluruh hati dan jiwa di hadapan Allah disertai rasa takut dan harap kepada-Nya. Setiap jamaah yang bertawaf mengungkapkan rasa syukur dan cintanya kepada Allah. ia juga mengetahui bahwa gerakan tawaf yang dilakukannya itu menyerupai tawaf para malaikat mengitari arasy.