Para pemuda ashabul kahfi tertidur selama ratusan tahun, dan ketika mereka terbangun zaman sudah berubah. Apabila dulu para penguasa adalah yang zalim, tetapi ketika mereka terbangun penguasanya adil.
Allah menutup indra pendengaran mereka (para penghuni gua), sehingga mereka tetap tidur pulas dan suara-suara yang ada di sekitarnya tidak membangunkan mereka. Allahberfirman dalam surat al Kahfi ayat 11, “Maka, Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu.” Atau mungkin, Allah membuat tirai atau penghalang antara indra pendengaran dan realitas di sekitar mereka. Kata al dharb (dharabna) dalam ayat tersebut berarti bahwa Allah membuat indra pendengaran seakan-akan tidak berfungsi untuk beberapa waktu. Indra ini harus ditutup lebih dahulu agar mereka (para pemuda itu) tidak terbangun dari tidur. Sebab, indra pendengaran merupakan satu-satunya indra yang harus aktif meskipun kita sedang tidur.
Faktor lain yang membuat para pemuda itu dapat tidur dengan pulas dan tenang untuk jangka waktu yang lama adalah karena Allah menonaktifkan sistem aktivitas (ascending reticular activating system) yang berada di otak depan. Sistem ini berhubungan dengan jaringan saraf pendengaran (auditory nerve) yang memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi pendengaran dan fungsi keseimbangan, baik di dalam maupun di luar tubuh. Karena itulah Allah berfirman, “Maka, Kami tutup telinga mereka.” Dan Dia tidak berfirman, “Maka, Kami tutup pendengaran mereka.”
Jadi, Allah tidak hanya menutup fungsi pendengaran mereka, melainkan menutup dua fungsi sekaligus, pendengaran dan keseimbangan. Karena sistem keseimbangna tubuh yang terdapat dalam telinga bagian dalam memiliki peran yang sangat penting saat seseorang terjaga karena ia dapat memicu aktivitas semua jaringan dan fungsi tubuh lainnya. Sementara, karena Allah menutup telinga mereka, seluruh fungsi itu tidak lagi bekerja sehingga mereka dapat tidur dengan nyenyak seakan-akan mereka terputus dari dunia luar. Allah berfirman dalam surat al Naba ayat 8, “Dan Kami menjadikan tidur kalian sebagai istirahat (subata, yang menenangkan). Al subat adalah tidur dan istirahat, sementara kata al masbut berarti mayat.
Jadi, para pemuda Ashabul Kahfi dapat bertahan hidup dalam tidur mereka karena Allah menjaga dan melindungi mereka dari segala bahaya serta memenuhi sebab-sebab yang membuat mereka tidur untuk jangka waktu yang sangat panjang.