Manasik haji yang meliputi berbagai macam ritual memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kesehatan jiwa dan tubuh manusia. Ketika seseorang berniat menjalankan ibadah haji, ia menyadari bahwa ia akan menjalankan sebentuk ibadah-pengabdian kepada Allah, yang menghajatkan kesucian jiwa dan juga kesucian jasad.
Ibadah haji membutuhkan jiwa dan semangat yang kokoh, disertai perjuangan untuk membebaskan jiwanya dari segala penyakit dan gangguan. Ia juga harus membiasakan diri untuk melakukan kebaikan dan kesucian, seperti sikap untuk saling mencintai, aling menyayangi, saling memaafkan, dan bersikap toleran kepada sesama. Dengan cara itu dia akan menghilangkan segala hambatan yang merusak persaudaraan dan persatuan sehingga ia siap menjalani perjalanan itu dengan jiwa yang tenang dan suci.
Saat hendak memulai rangkaian manasik haji, ia mengenakan pakaian ihram yang sederhana dan tanpa jahitan. Pakaian putih-putih itu akan melembutkan jiwanya sehingga ia menyadari kelemahan dan kerendahan dirinya di hadapan Allah. ia hanya dibungkus sehelai kain, persis seperti pada hari pertama ia dilahirkan ibunya, karena kain tak berjahit itu kosong dari lekatan dunia dan segala perhiasannya.
Ketika mengenakan pakaian ihram, setiap jamaah haji seakan memasuki tahapan kehidupan baru yang menguatkan jiwanya dan meneguhkan kehendaknya sehingga dunia dan seluruh isinya tak lagi berarti apa-apa di hadapan-Nya. Ia teringat hari pertama saat dilahirkan ke dunia tanpa membawa apa-apa dan kemudian tubuhnya dibungkus sehelai kain sederhana.
Dengan begitu, ia semakin tawadhu dan melepaskan pakaian dunia dengan segala kemewahan, keagungan, dan kebesarannya yang semu. Sikap sombong, takabur, dan membanggakan dunia merupakan penyakit jiwa, dan ibadah haji dapat mengobatinya. Setiap jamaah haji menyadari dan bersyukur atas segala nikmat yang Allah anugerahkan kepadanya sehingga ia bisa merasakan nikmat makanan, minuman, pakaian, kendaraan, dan yang lainnya.
Pakaian ihram akan memunculkan sikap zuhud dari kehidupan dunia dan segala kenikmatannya serta menumbuhkan keinginan untuk meraih tujuan hidup yang lebih luhur, lebih suci dan lebih mulia. Berihram juga melatih jiwa agar siap menghadapi segala sesuatu yang tidak disukai oleh nafsu.
Hikmah mengenakan kain ihram adalah agar jiwa kita dapat melepaskan diri dari kecintaan kepada dunia sekaligus mengingatkannya pada kain kafan tak berjahit yang akan membungkusnya saat ia mati. Selain itu, mengenakan kain ihram juga akan melatih jiwa agar keluar dari kebiasaan dan rutinitasnya sehingga ia siap menjalani ibadah haji dengan segala ketentuan, rukun, syarat, dan akhlak yang mulia.