Sampai di Ka’bah setelah menempuh perjalana yang berat dan melelahkan sungguh menjadi pengalaman yang akan membahagiakan jiwa. Para peziarah yang datang dari berbagai pelosok bumi merasakan gairah yang besar untuk beribadah dan memuji serta bersyukur kepada Allah. perjalanan mereka dengan jasad, jiwa, lahir dan batin merupakan perjalanan jiwa yang menyembuhkan dan menyegarkan, serta meningkatkan kualitas akhlak yang didasari oleh ajaran islam. Hal ini menjadi penjelasan dari pengaruh melihat dan mengagungkan Ka’bah terhadap kesehatan jiwa.
Ka’bah merupakan benteng yang mengamankan jiwa. Orang yang mengunjungi Ka’bah seraya menghadirkan hatinya di hadapan Allah, niscaya akan menyadari ke Maha Agungan Allah dan ke Maha Kuasaan Allah, Yang Maha Luhur, Maha Mengatur, dan mengendalikan semua kekuatan, serta pemberi segala nikmat.
Itulah perasaan aman dan tenang yang sesungguhnya, yaitu ketika kita selalu bersama Allah, yang Maha Memelihara dan Maha Mengetahui. Rasa aman dan rasa tenang merupakan hakikat kesehatan jiwa. Ketika tidak ada perselisihan dan pertentangan maka jiwa manusia akan merasakan kedamaian dan kenyamanan.
Orang yang mengunjungi Ka’bah akan membersihkan jiwanya dari penyakit dan gangguan kejiwaan, meneguhkan kehendaknya, mematangkan jiwanya, mengukuhkan niatnya untuk berziarah, dan mendapatkan kekuatan untuk menempuh perjalanan, tawaf, sa’i, melontar jumrah, minum air zamzam, kemudian duduk untuk merenung dan tafakur.
Orang yang melihat Ka’bah adalah orang yang selalu bertafakur merenungkan ciptaan Allah dan keajaiban penciptaan dirinya sendiri, seluruh hikmah ibadah haji, dan khususnya keajaiban yang meliputi Masjidil Haram.