Perbedaan Antara Monosit dan Makrofag

Hai kawan-kawan, berikut ini akan disajikan beberapa Perbedaan Antara Monosit dan Makrofag. Mudah-mudahan Perbedaan Antara Monosit dan Makrofag ini memberikan manfaat yang banyak bagi kita semua.

Sistem kekebalan terdiri dari beberapa jenis sel termasuk limfosit, makrofag, monosit, neutrofil, dan sel lain seperti basofil, eosinofil, dan sel pembunuh alami.

Yang dimaksud dengan makrofag dan monosit adalah sel-sel darah putih berbentuk tidak teratur yang besar, yang merangsang produksi antibodi dalam tubuh. Kedua jenis sel ini dikategorikan di bawah agranulosit karena adanya butiran sitoplasma. Kedua jenis sel ini memiliki peran serupa dalam sistem kekebalan tubuh seperti fagositosis, menyajikan antigen ke limfosit T, dan produksi sitokin yang membantu untuk memulai dan mengkoordinasikan respons imun.

Apa yang disebut dengan monosit?

Pengertian monosit adalah sel darah putih berbentuk tidak teratur yang bersirkulasi dalam aliran darah. Berbeda dengan sel darah putih lainnya, monosit lebih besar dan memiliki nukleus berbentuk kacang di dalam sel. Ketika monosit memasukkan organ atau jaringan dari aliran darah, mereka akan dibedakan menjadi sel yang disebut ‘macrophages’, dan dengan demikian monosit adalah sel-sel prekursor makrofag.

Sekitar 3 – 8% dari sel darah putih adalah monosit dalam sistem sirkulasi manusia. Semua sel darah putih berasal dari sel-sel progenitor. Namun, dalam kasus ini, sel-sel progenitor dibedakan menjadi monoblas dan kemudian menjadi promonosit. Promonosit akhirnya dibedakan menjadi monosit. Tiga fungsi utama monosit adalah fagositosis, menyajikan antigen, dan produksi sitokin.

Apa yang disebut dengan makrofag?

Setelah monosit mencapai organ atau jaringan dari aliran darah, mereka akan berdiferensiasi menjadi makrofag. Pengertian makrofag adalah sel-sel yang besar, berbentuk tidak beraturan, dan berombak dengan nukleus berbentuk kacang besar. Mereka mampu menelan partikel asing, yang bisa menjadi ancaman bagi kesehatan manusia atau menyebabkan penyakit pada manusia.

Proses menelan ini disebut fagositosis. Begitu mereka menelan partikel-partikel asing atau membran yang terikat fagosom terbentuk, lisosom melepaskan enzim-enzim mereka untuk membunuh dan mencerna partikel-partikel yang ditelan. Selain itu, dengan cepat memproduksi radikal bebas yang mengandung oksigen dalam fagosom juga membantu menurunkan patogen.

Makrofag adalah mampu menelan bakteri, virus, puing-puing seluler, dan partikel debu di paru-paru. Ketika infeksi terjadi pada jaringan atau organ, monosit dalam aliran darah masuk melalui sel epitel dan memasuki tempat infeksi. Di tempat infeksi, monosit berdiferensiasi menjadi makrofag fagositik aktif.

Apa perbedaan antara Monosit dan Makrofag?

  1. Monosit adalah sel-sel prekursor makrofag.
  2. Monosit ditemukan dalam aliran darah, sedangkan makrofag ditemukan dalam cairan ekstraselular yang memandikan jaringan.

Perbedaan Monosit dan Makrofag

Apa itu Makrofag?

Yang dimaksud dengan makrofag (macros: besar, phaga: makan, karena sel ini bisa “makan” dan ukurannya tergolong sangat besar dibanding sel lain) adalah sel berinti tunggal (mononuklear) yang berasal dari perkembangan/diferensiasi monosit. Monosit merupakan komponen dari sel darah putih di tubuh kita. Dikatakan mononuklear karena komponen sel imun ada yang punya inti banyak seperti neutrofil, ia disebut polimorfonuklear (intinya banyak dan bentuknya macam-macam).

Makrofag juga bisa menghasilkan beberapa zat yang berperan penting dalam mengatur sistem imun sebagai respon terhadap benda asing seperti bakteri ataupun benda dari dalam tubuh tapi berbahaya, misalnya sel yang sudah mati. Makrofag punya molekul yang keren lho, membuatnya bisa mengenali bakteri, memakan dan membunuhnya kemudian menghancurkannya. Coba bayangkan kalau kamu tidak mempunyai makrofag.

Makrofag yang bisa mengatur tadi sebenarnya juga perlu diatur oleh zat-zat lain. Nah makrofag ini bersifat fleksibel karena mempunyai dua arah untuk aktivasinya. Ia bisa berperan sebagai perusak bakteri (yang berimbas pada kerusakan jaringan, biasa disebut aktivasi M1) dan bisa juga sebagai pencegah kerusakan jaringan lebih lanjut (biasa disebut M2).

Hal ini ibarat seorang bapak yang bisa bersikap lembut atau berlaku tegas kepada keluarga dan kedua sifat tersebut diatur oleh zat yang berbeda. Sementara itu, sel-sel lain dalam sistem imun biasanya hanya punya satu sifat. Jadi, jika sifatnya tak diperlukan, sel yang bersangkutan akan dibunuh.

Zat yang mengaktivasi makrofag ke jalur M1 atau biasa disebut jalur klasik adalah sitokin turunan dari TH1, misal interferon-γ. Selain itu, komponen asing berupa membran luar bakteri juga bisa membuat makrofag jadi “ganas” dan mengaktifkan jalur M1 yang berguna untuk membunuh zat asing.

Sedangkan jalur makrofag M2 atau jalur alternatif diaktifkan ketika ada stimulasi oleh sitokin dari sel TH2 seperti IL-4 dan IL-13. Paparan makrofag terhadap zat ini menyebabkan makrofag menjadi “baik”, menahan perusakan jaringan lebih lanjut dan menginduksi perbaikan jaringan tubuh, serta menghambat aktivitas makrofag lain yang “ganas”.

Kedua jenis makrofag ini berperan dalam penyembuhan luka, bukan berarti hanya makrofag M2 yang baik saja yang diperlukan. Luka menyebabkan bagian dalam tubuh terpapar udara luar yang mungkin mengandung kuman, dan di sinilah makrofag M1 beraksi. Ia akan membersihkan kuman sehingga luka layak ditutup. Ketika kuman sudah benar-benar bersih, makrofag akan berubah menjadi baik dan merangsang pertumbuhan jaringan untuk menutup luka.