Dari penelitian yang dilakukan para ahli, ternyata belum ada seorang pun yang mempunyai kekebalan terhadap penyakit yang disebabkan oleh mengonsumsi daging babi. Pencegahan yang paling baik adalah dengan tidak mengonsumsi daging babi.
Perlu ditingkatkan kesadaran bahwa memakan daging babi itu berarti memakan kotoran. Kotoran yang terdapat di dalam tubuh atau daging babi memang tidak bisa dipungkiri lagi, lantaran itu merupakan sumber penyakit.
Dibandingkan dengan binatang lainnya, babi memiliki perbedaan yang sangat mencolok, terutama dalam hal kecenderungannya terhadap sesuatu yang kotor dan najis. Babi memakan apapun, khususnya bangkai busuk yang kotor. Babi juga kerap memakan kotorannya sendiri ketika persediaan makanannya habis. Kerakusannya dalam makanan apa pun membuat daging binatang ini sama sekali tidak mengandung gizi. Sebaliknya, segala racun berkembang biak dan mengancam kesehatan orang-orang yang mengonsumsi dagingnya.
Ada banyak sekali penyakit yang terdapat di dalam babi, diantaranya adalah sebagai berikut:
- Fasciolepsis buski (parasit ini tinggal di dalam usus babi, yang keluar bersama kotorannya).
- Round wormas (cacing ini memiliki panjang 10 inci).
- Hook woorms (telur cacing ini memasuki tubuh dengan cara menembus kulit).
- Paragonimum (cacing paru-paru yang hanya ada di tempat-tempat hidup babi).
- Clonorchis sinensis (cacing yang tinggal di saluran empedu pada hati babi, yang ditularkan dengan cara mengonsumsinya).
- Metastronggylus apri (cacing yang tinggal di paru-paru babi).
- Swine erysipelas (parasit ini terdapat pada kulit babi)
- Taenia solium (cacing pita babi yang berkembang di dalam usus babi).
- Trichinia spiralis (cacing ini terdapat di dalam tubuh babi)
- Arhistosoma japonicum (cacing bilharzias yang terkenal di Mesir).
- Scabies (cacing yang menyebabkan penyakit kulit).
- Fusiformas n. (kuman yang merusak kulit kaki).
- Toxoplasma gondi (bakteri jenis protozoa yang berkembang di peternakan babi).
- Salmonella cholera suis.
- Balantidium coli.