Kalian akan menjumpai manusia bagaikan benda-benda logam, yaitu orang-orang yang terpilih di zaman jahiliyah, terpilih pula di zaman islam (apabila mereka masuk islam). Dan, kalian akan menjumpai sebaik-baik manusia, yaitu orang yang paling benci terhadap islam (sebelum mereka masuk islam) tetapi setelah masuk islam, ia patuh dan taat terhadap islam. Dan, kalian akan menjumpai seburuk-buruk manusia kelak di hari kiamat di sisi Allah, yaitu orang-orang yang bermuka dua, dan kepada golongan yang lainnya dengan muka yang lain. (HR Bukhari dan Muslim)
Bahasa Arab terkenal dengan kesusasteraannya sejak dahulu, hadits ini pun sama. Rasulullah saw memberi istilah “logam” bagi orang yang dulunya benci kepada islam kemudian masuk islam. Jadi, dengan kiasan ini Rasulullah menunjukan bahwa orang yang benci terhadap islam itu seperti logam yang tidak memiliki nilai. Tetapi setelah dimodifikasi sedemikian rupa, logam tersebut akan memiliki nilai tinggi.
Sama seperti orang yang benci terhadap islam, sepandai apapun tidak akan tinggi nilainya di hadapan Allah. Tetapi, setelah mendapat hidayah (hasil modifikasi Allah swt), ia akan mendapatkan nilai yang sangat besar dari semua orang, kecuali orang-orang yang hatinya tertutup dari hidayah Allah swt. sebenarnya, hal ini sudah ada sejak beliau baru diangkat menjadi utusan Allah swt, dan orang yang mendapatkan hidayah tersebut adalah Umar bin Khathab, sahabat dekatnya sendiri.
Pada jaman sekarang ini, apa yang terjadi kepada Sayyidina Umar, banyak terjadi juga. Banyak orang yang secara terang-terangan membenci dan menghujat islam tetapi akhirnya mengakui kebenaran islam dan akhirnya menjadi pemeluk agama islam. Contohnya adalah Farhan atau Johanis (seorang putra dari pendeta besar), Henryk Broder (seorang penulis yahudi berkebangsaan Jerman), dan Tina Styliandaou (seorang putri penganut kristen ortodoks).