Jenis Sel T dan fungsinya

Dikutip dari Wikipedia, Sel T (limfosit T) adalah kelompok sel darah putih yang memainkan peran utama pada kekebalan seluler. Sel T mampu membedakan jenis patogen dengan kemampuan berevolusi sepanjang waktu demi peningkatan kekebalan setiap kali tubuh terpapar patogen. Hal ini dimungkinkan karena sejumlah sel T teraktivasi menjadi sel T memori dengan kemampuan untuk berproliferasi dengan cepat untuk melawan infeksi yang mungkin terulang kembali. Kemampuan sel T untuk mengingat infeksi tertentu dan sistematika perlawanannya, dieksploitasi sepanjang proses vaksinasi, yang dipelajari pada sistem imun adaptif.

Respon yang dilakukan oleh sel T adalah interaksi yang terjadi antara reseptor sel T (bahasa Inggris: T cell receptor, TCR) dan peptida yang terikat pada MHC pada permukaan sel penyaji antigen (APC). Ikatan polivalen yang terjadi memungkinkan pengiriman sinyal antar kedua sel.[2] Sebuah fragmen peptida kecil yang melambangkan seluruh isi seluler, dikirimkan oleh sel target ke antarmuka sebagai MHC untuk dipindai oleh TCR yang mencari sinyal asing dengan lintasan pengenalan antigen. Aktivasi sel T memberikan respon kekebalan yang berlainan seperti produksi antibodi, aktivasi sel fagosit atau penghancuran sel target dalam seketika. Dengan demikian respon imun adaptif terhadap berbagai macam penyakit dapat diterapkan.

Sel T memiliki prekursor berupa sel punca hematopoietik yang bermigrasi dari sumsum tulang menuju kelenjar timus, tempat sel punca tersebut mengalami rekombinasi VDJ pada rantai-beta reseptornya. “T” pada kata sel T adalah singkatan dari kata timus yang merupakan organ penting tempat sel T tumbuh dan menjadi matang. Beberapa jenis sel T telah ditemukan dan diketahui mempunyai fungsi yang berbeda-beda.

Jenis Sel T dan peranannya dalam respons imunitas

Sel T CD4 diproduksi kelenjar timus, berfungsi pada proses pematangan sel B menjadi sel plasma dan aktivasi makrofag, menjadi aktif saat terpapar molekul peptida antigen, kemudian membelah dengan cepat dan mensekresikan sitokin yang mengatur atau membantu respon kekebalan aktif.

Sel T CD8 adalah penghancur sel terinfeksi virus dan sel tumor dan terlibat pada penolakan transplantasi organ. sel T sitotoksik disebut juga sel T CD8+ karena terdapat glikoprotein CD8 pada permukaan sel yang mengikat MHC kelas I. sel T sitotoksik dapat menjadi pasif pada status anergik, seperti pada penyakit autoimun.

Sel T γδ dapat memberikan respon yang sangat khusus dan cepat terhadap metabolit mikrobial non peptida, HMB-PP dan prekursor isopentenil pirofosfat.

Fungsi Sel T

Sel T berperan dalam sistem pertahanan selular, yaitu sistem pertahanan spesifik yang melibatkan sel pengancur antibodi seperti sel mast, dan makrofag.