Mengapa Allah Menjadikan Malam Untuk Istirahat dan Siang Untuk Bekerja

Dalam surah Ghafir ayat 61 Allah swt berfirman: “Allah yang menjadikan untuk kalian malam sebagai waktu untuk beristirahat dan siang berusaha. Sesungguhnya Allah memiliki keutamaan atas manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.”

Dalam surah al Qashash ayat 73 Allah swt juga berfirman: “Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebagian karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.”

Imam al Alusi mengatakan: “Allah telah menjadikan bagi manusia peredaran waktu setiap hari secara teratur seiring pergantian siang dan malam. Siang dikhususkan untuk berusaha dan bekerja, sementara nalam dikhususkan untuk beristirahat dan tidur. Allah menjadikan malam dalam keadaan gelap dan dingin. Udara yang dingin pada malam hari menjadi penyebab lemahnya kekuatan yang menggerakkan tubuh dan kegelapan pada malam hari melahirkan ketenangan pada perangkat inderawi.”

Selain itu, Allah membagi-bagi siang dan malam ke dalam beberapa bagian tertentu. Dimulai pada akhir malam, kira-kira sepertiga malam, manusia bangun untuk mendirikan shalat malam, lalu shalat shubuh. Di tengah hari Allah mewajibkan shalat zuhur dan memberikan waktu sejenak untuk beristirahat, kemudian memerintahkan agar kita menjaga shalat wustha (shalat ashar), kemudian mendirikan shalat maghrib dan isya.

Allah juga menganjurkan kita untuk melakukan ibadah lain pada malam hari selain shalat tahajud, seperti zikir, membaca Al Quran, dan lain-lain. Oleh karena itu, nyaris sepanjang malam, kecuali pada sepertiga malam, seluruhnya dipergunakan untuk beristirahat, sementara waktu siang dipergunakan untuk bekerja dan beraktivitas kecuali sebagian kecil darinya, yaitu waktu zuhur.

Pembagian waktu seperti ini sangat sesuai dengan perputaran jam biologis yang mengatur sistem kerja seluruh bagian tubuh manusia.