Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “Malulah kalian dengan sebenar-benar malu.” Kami berkata, “Ya Rasulullah, kami punya malu, Alhamdulillah.” Rasulullah saw berkata, “Bukan itu, akan tetapi malu kepada Allah swt dengan sebenar-benarnya malu, yaitu kamu pelihara kepalamu dan apa yang menjadi isinya. Kamu pelihara perutmu dan apa yang di dalamnya. Ingatlah olehmu kematian dan kemusnahan. Dan barang siapa yang menginginkan akhirat, maka ia tinggalkan perhiasan dunia. Dan barang siapa yang melakukan itu, maka ia sungguh telah malu kepada Allah swt dengan sebenar-benarnya malu.” (HR Tirmidzi)
Rasulullah saw memerintahkan kepada kita semua agar memiliki rasa malu, artinya ketika kita akan melakukan perbuatan maksiat, kita merasa seolah-olah Allah mengawasi dan melihat kita (memang seperti itu adanya), sehingga dengan demikian kita merasa malu mengerjakan perbuatan tersebut, dan tidak jadi melaksanakannya.
Ketika kita merasa malu kepada Allah, maka sudah pasti tindakan dan perbuatan kita akan berlandaskan kepada syariat dan pedoman islam. Selain itu juga akan berimbas positif pada diri kita, baik di dunia maupun di akhirat.
Janganlah menjadi orang yang tidak punya rasa malu kepada Allah, sehingga melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh-Nya, seperti tidak melaksanakan shalat, tidak membayar zakat, tidak puasa, mabuk-mabukan, berzina, berjudi, mencuri, mengambil hak orang lain, dan lain sebagainya.