Puasa memiliki pengaruh medis yang sangat kuat terhadap jiwa manusia. Karena ada hubungan tak terpisahkan antara ketenangan jiwa dan kesehatan tubuh secara umum, faedah kejiwaan yang dirasakan orang berpuasa dapat terlihat dari tubuhnya yang sehat karena seluruh organ bekerja dengan baik.
Lukman berwasiat kepada anaknya: “Hai anakku, jika perutmu penuh, pikiranmu akan tidur dan kebijakanmu akan menguap, dan seluruh anggota tubuhmu akan malas digerakkan untuk beribadah.”
Imam al-Ghazali juga berkata: “Puasa merupakan penyucian jiwa dan latihan bagi tubuh. Puasa merupakan pelindung bagi manusia dan benteng bagi masyarakat. Pada tubuh yang lapar terdapat hati yang suci dan pandangan batin yang tajam. Sebab, rasa kenyang melahirkan kemalasan, membutakan hati, dan mematikan pikiran. Hidupkanlah hati kalian dengan mengurangi tertawa, mengurangi rasa kenyang, dan sucikanlah jiwa kalian dengan rasa lapar yang akan membersihkan dan melembutkan jiwa.”
Menurut penyair Ahmad Syauqi: “Puasa adalah pelarangan yang disyariatkan, latihan dengan rasa lapar, kekhusyukan kepada Allah dan kerendahan diri di hadapan-Nya. Dalam setiap kewajiban terdapat hikmah. Lahiriah hikmah itu adalah azab dan batinnya adalah rahmat. Puasa melembutkan jiwa dan mendorongnya untuk gemar bersedekah, menghancurkan kesombongan, mengajarkan kesabaran, dan melatih jiwa agar gemar melakukan kebaikan. Laparkanlah tubuhmu diantara seribu rasa kenyang, dan hancurkanlah sumber-sumber kenikmatan jasmani.”
Oleh karena itu, kita harus meyakini bahwa dari setiap perintah Allah pasti mengandung hikmah dan faedah baik di dunia maupun di akhirat.