Allah menganugerahi manusia mekanisme tubuh yang sangat sempurna, termasuk melengkapinya dengan alat pengeluaran berupa anus dan dubur, tempat manusia mengeluarkan segala kotoran, najis, dan sisa-sisa metabolisme tubuh. Berkat anugerah ini, keadaan tubuh manusia selalu sehat dan bersih sehingga mampu menjalankan kewajibannya, baik kepada sesam manusia maupun kepada Allah.
Setelah dapat mengeluarkan kotoran dan sisa-sisa metabolisme dari tubuh melalui dubur dan anus, Allah mensyariatkan kepada setiap muslim untuk membersihkan lubang pengeluaran itu dengan air. Rasulullah saw bersabda: “Sucikanlah diri kalian dari air kencing karena kebanyakan azab kubur disebabkan olehnya.”
Didalam islam penyucian atau pembersihan kedua lubang pengeluaran ini disebut istinja. Islam menjadikan istinja ini salah satu ibadah yang tidak terpisahkan dari ibadah-ibadah yang lain. Fikih memberikan panduan yang lengkap kepada umat islam agar melakukan istinja dengan benar.
Kaum muslimin harus meyakini bahwa ada faedah yang besar apabila melakukan istinja dengan benar. Ternyata ilmu kedokteran modern menjelaskan bahwa kebersihan area anus dan dubur sangat penting bagi kesehatan tubuh, karena keduanya merupakan area yang paling rentan dihuni kuman, bakteri dan mikroba. Terlebih lagi bagi orang yang sakit, khususnya penderita kencing manis, yang banyak mengeluarkan gula ketika kencing. Jika bagian anus tidak dibersihkan dengan benar, sisa-sisa gula yang melekat pada area anus akan mengundang banyak mikroba dan bakteri untuk bersarang dan berkembang biak di sana. Akibatnya, sipenderita akan terserang berbagai penyakit, dan lebih jauhnya lagi penyakitnya itu akan menulari orang-orang disekitarnya, baik kepada istrinya melalui hubungan badan, ataupun yang lainnya.
Islam mengajarkan agar membersihkan anus dan dubur dengan tangan kirinya agar tangan kanannya yang biasa dipergunakan untuk makan tetap bersih dan bebas dari kotoran dan kuman. Selain itu juga islam menganjurkan umatnya untuk mencuci tangan setelah membersihkan anus atau dubur.
Rasulullah saw bersabda: Jika salah seorang diantara kalian minum, janganlah bernafas pada tempat minum itu. Jika kalian memasuki jamban, janganlah mengusap kemaluan dengan tangan kanan, dan jangan mencucinya dengan tangan kanan.”
Rasulullah mengutamakan penggunaan air dalam beristinja. Diriwayatkan dari Anas ra, bahwa rasulullah saw memasuki jamban, seorang budak mengikutinya sambil membawa ember yang kemudian diletakkan di balik pintu jamban itu. Rasulullah menunaikan hajatnya, lalu keluar menemui kami setelah beristinja dengan air. HR Bukhari
Pada tahun 1963 di kota Dundee Inggris, wabah penyakit tipus merajalela dengan ganas, banyak sekali korban yang meninggal. Setelah dilakukan penelitian medis, para ahli mengumumkan agar masyarakat tidak lagi mempergunakan tisu untuk membersihkan anus atau dubur, dan menggantinya dengan air. Hasilnya sungguh luar biasa, penyebaran tifus terhenti dan masyarakat terbebas darinya. Sejak saat itu, orang-orang menyadari nilai pentingnya istinja dengan air, dan akhirnya memilih mempergunakan air untuk beristinja daripada memakai tisu.