Struktur kimia dari Testosteron

Testosteron

Testosteron adalah hormon steroid dari kelompok androgen. Penghasil utama testosteron adalah testis pada jantan dan indung telur (ovari) pada betina, walaupun sejumlah kecil hormon ini juga dihasilkan oleh zona retikularis korteks kelenjar adrenal.

Hormon ini merupakan hormon seks jantan utama dan merupakan steroid anabolik. Baik pada jantan maupun betina, testoren memegang peranan penting bagi kesehatan. Fungsinya antara lain adalah meningkatkan libido, energi, fungsi imun, dan perlindungan ada terhadap osteoporosis.

Secara rata-rata, jantan dewasa menghasilkan testosteron sekitar dua puluh kali lebih banyak daripada betina dewasa. Hormon ini juga berperan dalam bertambahnya hormon adrenalin yang menyebabkan ketertarikan atau kekaguman terhadap lawan jenis.

Struktur dan sifat kimia Testosteron

Testosteron hormone utama pada testis, hormone ini disentesa dari androstenedion yang disekresikan oleh korteks adrenal. Androstenedion juga terteron, namun jalur ini kurang berperan penting pada manusia. Dehidroepiandrosteron dan androstenedion kemudian berubah menjadi testosteron.sekresi testostero berada dibawah kendali LH, dan mekanisme  LH dalam merangsang sel Leydig adalah melalui peningkatan pembentukan CAMP melalui reseptor berbentuk ular dari LH dan GAMP siklik meningkatnya pembentukan kolestroldari ester kolesteril dan perubahan kolesteril menjadi pregnenolon melalui aktivitas protein kinase A.

Kristal-kristal testosterone berbentuk jarum-jarum dengan titik lebur 115oC. Testosterone tidak larut dalam air, tetapi larut dalam alhohol, eter, dan pelarut organic lain. Hormone ini membentuk ester dengan asam asetat, asam butirat, asam palmitat, asam benzoat.

Fungsi Hormon Testosteron

Secara umum testosteron berfungsi untuk diferensiasi seks, perkembangan organ seks sekunder dan struktur perlengkapannya, metabolisme anabolik serta regulasi gen dan perilaku pola-kejantanan.

Khususnya dalam fungsi seksualitas, testosteron terkait dengan libido, di mana kadar testosteron yang adekuat menyebabkan perasaan aktif pada tubuh dan jiwa, siaga dan bersemangat, sebaliknya kadar testosteron inadekuat menyertai ketidakaktifan, letargi dan mood yang tertekan. Testosteron adalah hormon yang terlibat dengan sexual desire (libido) yang memberikan stimulus seksual untuk mendorong aktifitas seksual khususnya pada laki-laki kadar hormon testosteron berhubungan dengan tingkat rendah dan tingginya ketertarikan seksual, fantasi seksual, aktifitas seksual, frekuensi ejakulasi dan intercourse.

Namun pengaruh testosteron bagi pria lebih besar sebab pria memproduksi hormon testosteron lebih banyak yakni sekira 20 kali lipat dari testosteron pada wanita. Bagi pria, testosteron merupakan hormon seks yang punya peran penting dalam fungsi seksual, produksi sperma, pembentukan otot dan intonasi suara.

Sebenarnya rahasia dari keperkasaan tersebut terletak pada testosteron. Testosteron penting bagi perkembangan seorang anak lelaki menjadi pria dewasa selama masa pubertas dan diperlukan untuk kinerja fisik, mental dan seksual seorang pria.

Selama ini testosterone yang diproduksi dalam testis lebih dikenal sebagai hormon seks padahal selain aktivitas seksual, testosteron memiliki banyak fungsi lain yang penting untuk kesehatan sesuai dengan perkembangan tubuh sejak masa pubertas.

Berikut beberapa fungsi tertosteron selama masa pubertas, meliputi:

  1. Testosteron menyebabkan pecahnya suara.
  2. Bertanggung jawab terhadap pembentukan rambut, janggut dan kumis.
  3. Membentuk dan memelihara struktur tulang.
  4. Membantu pembentukan sel-sel darah merah.
  5. Membentuk dan memelihara otot-otot.
  6. Mempetahankan daya ingat, konsentrasi, keseimbangan mental dan mempengaruhi mood.
  7. Penentu bentuk tubuh pria.
  8. Pengatur hasrat dan fungsi seksual.
  9. Menjaga sistem imun, energi dan perlindungan dari osteoporosis.

Akibat Kelebihan dan Kekurangan Testosteron

Kekurangan testosteron dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan turunnya gairah seks dan kelebihan testosteron dapat meningkatkan gairah seks, baik pada pria maupun wanita. Namun, kadar testosteron tidak begitu mempengaruhi daya tarik dan gairah seks saat mereka berada pada batas rata-rata. Gairah seks cenderung dipengaruhi oleh perangsang dari luar (gambar, suara, sentuhan) daripada oleh variasi hormon seks, kecuali dalam beberapa kasus langka. Pada pria, terlalu sedikit testosteron dapat menyebabkan sulit mendapat atau menjaga ereksi, namun tidak jelas apakah kekurangan testosteron mempengaruhi fungsi seksual wanita selain menurunkan gairah.

Setelah sekitar usia 40, kadar testosteron mulai menurun sekitar satu persen per tahun. Penurunan ini pada awalnya hampir tidak terlihat. Tapi seiring tahun-tahun berlalu, seorang pria akan mulai mendapat ekstra beberapa kilo yang tidak diinginkan, mengalami kehilangan otot dan pada usia 60 bahkan ada risiko impotensi dan penyakit tulang rapuh (osteoporosis). Pada pria yang lebih muda kadar testosteron rendah dapat disebabkan oleh masalah kesehatan mendasar seperti kerusakan testis, gangguan kelenjar hipofisis atau bahkan dari efek samping obat resep