Berbagai persoalan ekonomi saat ini sebenarnya tidak akan dapat diselesaikan kecuali dengan keimanan, akhlak yang baik, dan perilaku ekonomi yang lurus. Hal ini sudah dicontohkan oleh Rasulullah saw ketika membangun komunitas islam di Madinah.
Islam memberikan contoh yang jelas tentang hubungan moral yang terjalin antara orang yang membayar zakat (muzaki) dan para amil yang menghimpun dan menyalurkannya. Syariat memerintahkan para amil untuk mendoakan muzaki agar mereka mendapatkan berkah dan kebaikan dari Allah, sebagaimana firman Allah dalam Al Quran surat al Taubah ayat 103: “Ambillah dari harta mereka (bagian) zakat untuk menyucikan mereka dan membersihkan mereka dengannya. Dan berdoalah untuk mereka sesungguhnya doamu menjadi penenang bagi mereka, dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Imam al Qurthubi mengatakan bahwa firman Allah, “berdoalah untuk mereka” mengandung arti bahwa setiap imam atau pemimpin yang mengambil zakat dari para muzaki harus mendoakan kebaikan dan keberkahan bagi mereka.
Dalam riwayat Abdullah ibn Abi Awfa disebutkan bahwa ketika sekelompok orang datang menemui Nabi saw untuk membayar zakat, beliau berdoa, “Ya Allah, limpahkanlah kebaikan kepada keluarga Fulan.” Suatu ketika ayah Abdullah menemui Nabi saw untuk memberikan zakat dan Nabi saw berdoa, “Ya Allah, berilah kebaikan kepada keluarga Abi Awfa.”
Rasulullah saw bersabda: “Jika kalian didatangi pengumpul zakat, (perlakukanlah dengan baik) sehingga kalian tidak berpisah kecuali dalam keadaan ridha.”