Apa Risiko Kelahiran Forceps?

Penggunaan forsep selama kelahiran dapat menimbulkan sejumlah risiko kesehatan bagi ibu dan bayi.

Dalam situasi tertentu, bayi mungkin perlu ditolong keluar dari jalan lahir . Seperti kebanyakan prosedur medis, ada beberapa risiko yang terkait dengan kelahiran forceps. Baik bayi dan ibu dapat terluka oleh metode persalinan ini. Sebagian besar cedera dianggap ringan, tetapi dalam beberapa kasus, cedera bisa sangat parah, menyebabkan cacat permanen.

Menggunakan forsep untuk mengeluarkan bayi dari jalan lahir membawa risiko cedera pada bayi dan ibu.

Pada kelahiran forceps, instrumen dapat meninggalkan bekas di kepala bayi. Tanda ini biasanya disebabkan oleh tekanan forsep. Sebagian besar waktu, tanda dari pengiriman forsep cukup kecil dan sering hilang dalam beberapa hari. Memar di sekitar kepala dan wajah cukup umum, seperti juga goresan.

Goresan dan laserasi, meskipun biasanya tidak dianggap serius, biasanya lebih berbahaya bagi bayi. Laserasi yang disebabkan oleh kelahiran forceps terkadang dapat menyebabkan infeksi atau penyakit serius. Seorang anak yang dilahirkan dari ibu HIV-positif selama kelahiran dengan bantuan forsep, misalnya, memiliki risiko yang sangat tinggi untuk tertular infeksi itu sendiri.

Meskipun sedikit kurang umum, kelumpuhan wajah adalah risiko lain dari kelahiran forceps. Ini dapat terjadi ketika forsep memberi terlalu banyak tekanan pada saraf wajah. Penelitian telah menunjukkan bahwa kelumpuhan yang terkait dengan persalinan forsep biasanya ringan, dan seringkali bersifat sementara. Kasus yang lebih parah, bagaimanapun, mungkin memerlukan saraf ini untuk diperbaiki melalui pembedahan. Dalam kasus yang jarang terjadi, kelumpuhan wajah bisa permanen.

Komplikasi lain yang jarang, tetapi sangat serius, dari kelahiran forsep adalah kerusakan pada tengkorak atau tulang belakang. Ketika terlalu banyak tekanan digunakan dengan forsep, tengkorak bayi bisa retak. Hal ini dapat menyebabkan pendarahan di otak , dan seringkali kerusakan otak permanen. Selain itu, bila terlalu banyak tenaga yang digunakan untuk mengeluarkan bayi dengan forsep, kepala mungkin dapat terpisah dari tulang belakang, yang mengakibatkan cedera tulang belakang.

Kelahiran forceps juga menimbulkan risiko bagi ibu. Memar atau kerusakan lain pada otot dasar panggul adalah komplikasi yang paling umum. Hal ini dapat menyebabkan inkontinensia urin pada banyak wanita.

Selama kelahiran forceps, ada juga kemungkinan kecil bahwa dinding yang memisahkan kandung kemih atau rektum dari vagina bisa berlubang. Jika lubangnya cukup besar, ini bisa menyebabkan urin atau feses bocor ke dalam vagina. situasi ini tidak hanya dapat menyebabkan inkontinensia urin atau tinja, tetapi juga dapat menyebabkan infeksi serius.