Makanan Yang Menjadi Sumber Tembaga

Tembaga terdapat luas di dalam makanan. Sumber utama tembaga adalah tiram, kerang, hati, ginjal, kacang-kacangan, unggas, biji-bijian, serealia, dan cokelat. Air juga mengandung tembaga dan jumlahnya bergantung pada jenis pipa yang digunakan dan sumber air.

Akibat kekurangan tembaga

Kekurangan tembaga jarang terjadi. Kekurangan ini pernah dilihat pada anak-anak kekurangan protein dan menderita anemia kurang besi serta pada anak-anak yang mengalami diare.

Nutrisi parenteral yang kurang dalam tembaga juga dapat menyebabkan kekurangan tembaga. Kekurangan tembaga juga dapat terjadi pada bayi lahir prematur atau bayi yang mendapat susu sapi yang komposisi gizinya tidak disesuaikan.

Kekurangan tembaga dapat mengganggu pertumbuhan dan metabolisme, di samping terjadi demineralisasi tulang.

Gejala klinik kekurangan tembaga:

  • Bayi gagal tymbuh kembang; edema dengan serum albumin rendah.
  • Anemia dengan perubahan pada metabolisme besi dan perubahan pada jaringan tulang.
  • Gangguan fungsi kekebalan.
  • Perubahan pada kerangka tubuh yang dapat menyebabkan patah tulang dan osteoporosis.
  • Hernia dan pelebaran pembuluh darah karena kegagalan pengikatan-silang kolagen dan elastin.
  • Depigmentase rambut dan kulit.

Akibat kelebihan tembaga

Kelebihan tembaga secara kronis menyebabkan penumpukan tembaga di dalam hati yang dapat menyebabkan nekrosis hati dan serosis hati. Kelebihan tembaga dapat terjadi karena memakan suplemen tembaga, atau menggunakan alat memasak terbuat dari tembaga, terutama bila digunakan untuk memasak cairan yang bersifat asam.

Konsumsi sebanyak 10-15 mg tembaga sehari dapat menimbulkan muntah-muntah dan diare. Berbagai tahap perdarahan intravaskular dapat terjadi, begitupun nekrosis sel-sel hati dan gagal ginjal. Konsumsi dosis tinggi dapat menyebabkan kematian.