Nilai Energi Faali Makanan

Tidak seluruh energi yang tersedia dalam makanan dapat dimanfaatkan tubuh. Untuk itu nilai energi kasar makanan perlu dikoreksi dengan nilai energi makanan yang tidak dimanfaatkan tubuh. Nilai energi yang dikoreksi ini disebut nilai energi faali makanan.

Koefisien cerna

Tidak semua makanan dapat diabsorpsi dari saluran cerna. Sebuah penelitian oleh Atwater menunjukkan hanya 99% dari karbohidrat, 95% dari lemak, dan 92% dari protein yang dimakan dapat diabsorpsi. Angka-angka ini dinamakan koefisien cerna, yaitu % protein/lemak/karbohidrat makanan yang diabsorpsi.

Koefisien cerna untuk protein dihitung sebagai berikut:

Nitrogen makanan – nitrogen feses X 100 / nitrogen makanan = % nitrogen makanan yang diabsorpsi

Oksidasi protein yang tidak sempurna

Di dalam tubuh tidak semua ikatan nitrogen (terutama berasal dari protein) dapat dioksidasi secara sempurna menjadi nitrogen oksida yang bersifat toksik. Hasil akhir oksidasi ikatan mengandung nitrogen di dalam tubuh adalah ureum yang tidak terlalu bersifat toksik. Ureum mengandung kurang lebih seperempat dari energi kimia protein semula, yaitu 1,25 kkal/protein.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian di atas, Atwater memperoleh nilai faali zat-zat gizi. Nilai-nilai ini kemudian dibulatkan dan dinamakan faktor Atwater, yaitu empat untuk karbohidrat dan protein, sembilan untuk lemak dan tujuh untuk alkohol.

Penentuan nilai energi makanan melalui perhitungan

Dengan menggunakan faktor Atwater, nilai energi makanan dapat ditetapkan melalui perhitungan menurut komposisi karbohidrat, lemak dan protein, serta nilai energi faali makanan tersebut.