Abu Qasim Az Zahrawi (Ahli Bedah)

Abu Qosim atau Az Zahrawi, di Eropa lebih dikenal dengan Abulcassis. Ia diperkirakan hidup pada abad ke 10 M yaitu pada masa ketika khalifah Abdurrahman II sedang berkuasa di Kordova Spanyol. Abu Qasim atau lengkapnya Abu Al Qasim Khalaf ibnu Abbas Az Zahrawi, julukannya Az Zahrawi diambil dari tempat kelahirannya yaitu Zahra, daerah pinggiran Kordova, kota di selatan Andalusia.

Abu Qasim mengawali karirnya sebagai dokter bedah dan pengajar di beberapa sekolah kedokteran. Nmanya mulai menjadi perbbincangan di dunia kedokteran setelah bukunya yang berjudul At Tasrif liman Ajiza an Ta’lif (metode pengobatan) diterbitkan.

Abu Qasim terkenal sebagai seorang dokter ahli bedah muslim Spanyol, yang ilmunya ia kembangkan pada masa pemerintahan Abdurrahman III (912-961 M). Di kalangan kedokteran muslim sendiri, ia dikenal baik sebagai perintis ilmu pengenalan penyakit diagnosite dan cara penyembuhan terapeuthik penyakit telinga. Dialah yang telah merintis dilakukannya pembedahan telinga tuntuk mengembalikan fungsi pendengaran dengan jalan memperhatikan secara seksama anatomi saraf-saraf halus, artheries, pembuluh-pembuluh darah vena dan otot-otot tendon.

Ia pun dikenal sebagai pelopor pengembangan ilmu penyakit kulit dermatology, pernah mengarang buku tentang kedokteran dan peralatan-peralatannya, berupa sebuah ensiklopedi medis berjudul At Tashrif li Nan ar Jaza an Aktalif’. Buku ini menjadi pedoman kedokteran atau “Medical Vademeucum” yang menerangkan serta melukiskan dengan jelas diagram-diagram tak kurang dari 200 buah peralatan pembedahan.

Abu Qasim pun dikenal baik sebagai seorang dokter gigi. Dari ilustrasi-ilustrasi yang digambarkan buku yang ditulisnya dapat diketahui ia telah menggunakan berbagai macam peralatan untuk keperluan pengobatan gigi. Pada bagian akhir salah satu bukunya, ia membahas luka dan cara pembedahannya.

  1. Tentang pengobatan tulang yang remuk.
  2. Tentang penyakit gigi sekaligus dengan cara pengobatannya.
  3. Tentang pembakaran luka.
  4. Pembersihan kotoran darah di dalam rahim sehabis bersalin.

Buku inilah yang kemudian meletakkan dasar-dasar pengembangan kedokteran gigi di Eropa. Beberapa bagian penting dari isi buku tersebut dikutip oleh seseorang ahli bedah berbangsa Perancis yang amat terkenal di Eropa Guy de Chauliac.

Di Eropa terutama di Universitas Salerno dan Muenchen, buku tersebut sudah lama digunakan. Pada abad ke 12 M, secara umum dapat dikatakan bahwa perawatan kesehatan yang terbaik adalah negeri-negeri islam. baghdad misalnya, pada tahun 1160 M terdapat lebih dari 60 buah rumah sakit. Dokter-dokter dan para ahli farmasi harus menjalani ujian lebih dahulu sebelum terjun langsung ke lapangan untuk melakukan praktek dan mereka mendapat pengawasan yang ketat.

Buah pemikiran Abu Qasim yang menyangkut bidang keahliannya, di kemudian hari banyak berpengaruh kuat pada sistem pengobatan di Barat. Hal ini diakui oleh Dr. Donald Campbell dalam bukunya, pengobatan Arab serta pengaruhnya pada abad-abad tengah. Bahkan di Eropa ia mendapat pujian sebagai seorang ahli yang mempunyai reputasi dan poplaritas lebih besar daripada Galen dan Hippoclates, yang telah dikenal lebih dulu sampai abad ke 15 M. Silabus belajar medis di Universitas Tubingen masih memasukkan salah satu karya Abu Qasim ke dalamnya, yaitu kitab al Mansyur.

Abul Qasim Khalaf ibn al Abbas az Zahrawi, dikenal di barat sebagai Abulcassis, adalah salah satu pakar di bidang kedokteran pada masa islam abad pertengahan. Karya terkenalnya ialah Al Tasrif, kumpulan praktek kedokteran yang terdiri dari 30 jilid.

Abul Qasim lahir di Zahra, yang terletak di sekitar Kordoba, Spanyol. Di kalangan bangsa Moor Andalusia dia dikenal dengan nama E; Zahrawi. Al Qasim adalah dokter kerajaan pada masa khalifah Al Hakam II dari kekhalifahan Umayyah.

Penemuan alat-alat media dan perawatan anestesi

Perkembangan anestesi modern bermula dari anestesi kaum muslimin. Mereka menggunakan obat anestesi yang diminum ataupun inhalan. Para dokter islam Spanyol Qasim dan Ibn Zuhr dan dokter bedah lainnya melakukan ratusan pembedahan dengan menggunakan anestesi inhalan. Mereka menggunakan busa yang dibasahi narkotik yang ditempelkan pada wajah selama abad pertengahan.

Alat-alat bedah

Dalam bukunya At Tasrif mengenalkan lebih dari 200 alat bedah. Banyak alat bedah yang belum pernah dipakai sebelumnya, tercatat paling sedikit 26 alat bedah inovasi baru Abu Qasim.

Plester

Pada tahun 1000 Abu Qasim menemukan plester modern yang hingga kini masih digunakan di seluruh rumah sakit di seluruh dunia.

Forceps

Dalam buku itu juga Abu Qasim menemukan forcep untuk mengeluarkan janin yang meninggal.

Jarum bedah dan ligature

Abu Qasim juga menemukan jarum bedah untuk keperluannya dan mengenalkan penggunaan pengikatan arteri, ligature adalah materi seperti benang atau lainnya untuk mengikat pembuluh darah atau menyempitkan potongan-potongan.

Updated: 04/03/2024 — 03:03