Penyakit Disentri, Gejala dan Penyebab

Apa Itu penyakit disentri?

Disentri adalah penyakit yang menyerang saluran perncernaan, khususnya di usus besar. Gejala disentri ialah perut mulas, mencret,. Kotoran atau tinja berlendir dan berdarah, bahkan dirasakan nyeri di anus.

Gejala dan penyebab penyakit disentri

Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys (gangguan) dan enteron (usus), yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas, tinja lendir bercampur darah.

Gejala disentri ialah:

  1. Buang air besar dengan tinja berdarah.
  2. Diare encer.
  3. Buang air besar dengan tinja bercampur lendir.
  4. Nyeri saat buang air besar (tenesmus).

Ciri-ciri bila terkena disentri:

  • Panas tinggi (39,500)
  • Muntah-muntah.
  • Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB.
  • Diare disertai darah dan lendir dalam tinja.
  • Sakit perut hebat.

Penyebab disentri ialah  kuman tertentu dari kelompok Shigella atau sejenis amuba, Entamoeba Histolytica. Kadang-kadang juga disebabkan oleh infeksi parasit babi, yaitu Balantidium Coli dan cacing daun (Schistoma Japanicum).

Kuman disentri disebarkan dari satu orang ke orang lainnya melalui makanan dan air yang sudah dikotori atau yang disebarkan oleh lalat. Kuman disentri ini hiduo dalam usus besar manusia dan menyebabkan luka pada dinding usus. Inilah yang menyebabkan kotoran penderita seringkali tercampur nanah dan darah.

Disentri Basiler biasanya dialami anak-anak yang lebih muda. Kuman penyakit ini langsung ke dalam alat-alat pencernaan dan menyebabkan pembengkakan dan pemborokan dangkal. Peradangan yang hebat mungkin meliputi seluruh usus besar dan juga usus halus bagian bawah.

Penyakit ini biasanya menyerang dengan tiba-tiba sekitar dua hari setelah terkena kuman, terutama pada anak-anak. Setelah itu, demam, anak cengeng dan mudah mengantuk. Nafsu makan hilang, muntah, mencret, nyeri perut disertai kembung.

Beberapa hari kemudian tinjanya mengandung darah, nanah, dan lendir. Penderita mungkin mengeluarkan tinja encer 20 kali sampai 30 kali sehari sehingga ia bisa kekurangan cairan. Bahkan, infeksi terjadi hebat dan bisa menyebabkan kematian.

Untuk mengobatinya, biasanyadilakukan dengan mengganti cairan yang keluar seperti dengan oralit. Pemberian antibiotika juga bisa dilakukan untuk membunuh kuman.