Inilah Bahan-Bahan Kimia Dalam Makanan

Keracunan dapat terjadi akibat adanya bahan-bahan kimia dalam jumlah yang cukup besar di dalam makanan. Bahan-bahan kimia dalam jumlah yang sangat kecil biasanya tidak menimbulkan bahaya keracunan.

Antibiotik yang diberikan kepada ternak mungkin masih terdapat dengan jumlah yang berarti di dalam produk ternak tersebut. demikian pula, banyak makanan mengandung bahan aditif kimiawi yang diperlukan atas dasar alasan teknis lainnya.

Runutan tembaga pada banyak makanan biasanya dijumpai dalam jumlah kecil yang tidak berbahaya. Akan tetapi, beberapa jenis makanan tertentu mungkin mempunyai kandungan tembaga yang lebih besar daripada nilai normalnya. Pipa air minum dari logam yang masih dgunakan dalam bangunan rumah kuno dapat membuat air  minum mengandung zat tembaga. Bahan –bahan kemasan plastik tertentu yang mengenai makanan dapat menimbulkan residu.

Bahan-bahan kimia seperti pembunuh serangga dan bahan-bahan pembersih bisa saja masuk ke dalam makanan tanpa disengaja. Oleh karena itu, kita harus hati-hati dalam menggunakan dan menyimpannya.

Infeksi Parasit

Makanan yang mengandung parasit hewan dapat menjadi sarana penularan parasit pada manusia. Infeksi cacing pita dapat terjadi setelah memakan daging sapi atau babi yang mengandung cacing tersebut dalam bentuk kista. Cacing pita dapat dihancurkan bila daging dimasak dengan seksama.

Telur cacing gelang dan cacing kerawit bisa ditemukan pada makanan yang tercemar kotoran manusia. Telur-telur cacing ini juga dapat dihancurkan dengan memasak makanan. Tipe infeksi cacing semacam ini lebih mudah berjangkit bila kebersihan perorangan dalam suatu masyarakat kurang baik (perhatikan kebiasaan mencuci tangan sebelum makan!) dan tanaman pangan dipupuk dengan menggunakan kotoran manusia.