Inilah Penyakit Yang Berhubungan Dengan Diet

Diet dan penyakit mempunyai hubungan melalui 3 jalan, yaitu:

  1. Penggunaan diet sebagai terapi terhadap penyakit.
  2. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh diet.
  3. Penyakit-penyakit yang insidensinya berkaitan dengan diet.

Penggunaan diet sebagai terapi terhadap penyakit

Modifikasi khusus pada diet sehari-hari dilakukan untuk terapi sejumlah penyakit. Diet ini sendiri biasanya tidak akan menyembuhkan penyakit, tetapi dipakai untuk memperbaiki kelainan metabolisme dan mencegah atau paling tidak mengurangi gejala penyakit.

Sebagai contoh, masukan hidratarang pada diet diabetik yang terkontrol dengan baik akan memberikan hidratarang dalam jumlah yang dapat dimetabolisir dengan menggunakan insulin yang tersedia; penggunaan makanan bebas gluten (gluen merupakan bahan lengket yang ada dalam makanan seperti ketan) pada penyakit enteropati yang sensitif terhadap gluten (penyakit seliaka/coeliac disease) akan mengeluarkan bahan gluten yang toksik dari dalam diet.

Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh diet

Diet dapat menyebabkan penyakit kalau diet tersebut mengandung terlalu sedikit atau terlalu banyak nutrien tertentu, kalau mengandung bahan-bahan toksik dalam makanan, atau kalau makanan yang dimakan sudah tercemar. Salah satu penyakit yang pertama-tama secara ilmiah dibuktikan sebagai akibat kesalahan diet adalah penyakit skorbut (scurvy) yang lazim dijumpai para pelaut pada abad ke 18.

James Lind dapat memperlihatkan bahwa penambahan jerus (sittrus) ke dalam diet ternyata mampu menyembuhkan dan mencegah penyakit skorbut. Dia juga memperlihatkan bahwa tindakan medis dan diet lainnya tidak berkhasiat. Masukan nutrien yang berlebihan dan tidak dapat dimetabolisisr serta diekskresikan, seperti masukan vitamin yang baru lemak, juga menyebabkan penyakit.

Adanya bahan beracun dalam diet juga dapat menyebabkan penyakit. Bahan ini dapat berupa bahan-bahan yang secara alami terdapat dalam makanan, atau terbentuk dalam makanan lewat pemrosesan atau tanpa sengaja bahan tersebut ditambahkan ke dalam makanan.

Contoh toksin yang terdapat secara alami adalah zat-zat goitrogen yang terdapat di dalam kubis serta lobak, yang menghambat penyerapan iodium, sehingga menyebabkan penyakit gondok. Sayuran polong (legumes) dan beberapa sereal juga mengandung zat-zat yang dikenal sebagai anti nutrien yang menghambat pencernaan serta penyerapan nutrien tertentu. Zat-zat ini dapat menimbulkan mal absorpsi dan gejala-gejalanya, namun jarang mengakibatkan penyakit.

Beberapa makanan mengandung bahan kimia yang dapat berdifat toksik kalau termakan dalam jumlah banyak. Dalam pemrosesan makanan dapat terbentuk zat-zat yang berbahaya, misalnya senyawa-senyawa hidrokarbon yang terbentuk pada pengasapan makanan dan pada penggorengan bersuhu tinggi. Bahan-bahan aditif kerapkali dituduh sebagai penyebab penyakit.

Dalam penyimpanan dan pembuatan makanan dapat pula terjadi pencemaran oleh substansi beracun seperti bakteri, pestisida dan logam-logam berat. Keracunan makanan akibat bakteri merupakan penyakit akut yang mudah dikenali. Kontaminan lain lebih sukar diidentifikasi karena gejalanya kurang dikenal dan timbulnya gejala keracunan memerlukan waktu yang lebih lama.