Sistem dan Metode Nutrisi Enteral

Metode ini meliputi pemberian unsur-unsur gizi ke dalam saluran pencernaan lewat lambung, jejunostomi atau gastrostomi. Cara ini masih merupakan cara normal pada pemasukan makanan ke dalam tubuh. Selama tidak ada penyakit gastrointestinal yang serius, nutrisi enteral ini merupakan jalur alami yang dapat diterima. Jika usus masih berfungsi, maka gunakanlah cara ini.

Pada masa lalu, pemberian makanan lewat selang biasanya menggunakan metode bolus, yaitu nutrien dalam jumlah tetap diberikan pada saat-saat tertentu pada siang hari. Akan tetapi, metode yang leih baik adalah dengan memberikan nutrien dalam jumlah yang sama secara terus menerus selama 24 jam lewat sistem tetesan berkesinambungan. Cara ini akan memasukkan nutrien dengan kecepatan yang lebih lambat sehingga mengurangi resiko komplikasi seperti nausea dan diare.

Dengan cara ini juga tidak diperlukan takaran pendahulu, yaitu takaran yang dinaikkan berangsur-angsur mulai dengan pengenceran V* menjadi V* dan baru kemudian diberikan takaran penuh. Sistem pengaliran nutrie yang berkesinambungan memerlukan pemakaian selang PVC dengan diameter lumen yang kecil (1 mm) sehingga lebih memudahkan perawatannya dan lebih menyenangkan bagi pasien.

Selang tersebut dimasukkan lewat hidung ke dalam lambung. Posisinya diperiksan dengan cara auskultasi lambung ketika disuntikkan udara dan mendengar gelegak pada getah lambung. Sebagai alternatif lain, penggunaan sinar X pada abdomen untuk pemeriksaan posisi pada selang lambung.

Pemeriksaan pH getahj lambung tidak dapat dilakukan dengan cara aspirasi lewat selang tersebut. jenis selang ini lebih disukai daripada jenis ryles yang lama. Selang jenis ryles memiliki diameter yang lebih lebar dan terbuat dari plastik yang keras sehingga dapat menimbulkan ulserasi nasofaring dan oesofagus.

Selang lambung dihubungkan dengan sistem pengaliran standar yang terdiri atas sebuah reservoir untuk menampung larutan nutrie; kapasitas reservoir tersebut adalah 1 – 2 liter yang cukup untuk pengaliran nutrien selama 12 – 24 jam. Selang ini lalu dihubungkan lewat perangkat pengatur dengan selang berdiameter kecil sehingga kecepatan pengaliran nutrien dapat diatur, yaitu 1 – 2 ml per menit selama waktu 24 jam.

Meskipun kecepatan aliran perlu dikontrol secara teratur, metode ini akan mengurangi waktu perawatan yang diperlukan dalam pemberian cairan makanan.